Defenisi malaria berat/komplikasi adalah :ditemukannya Plasmodium falciparum stadium aseksual dengan satu atau beberapa manifestasi di bawah ini (WHO,1997) :
- Malaria serebral adalah malaria dengan penurunan kesadaran. Penilaian kesadaran berdasarkan GCS (Glasgow coma scale) atau koma lebih dari 30 menit setelah serangan kejang yang tidak disebabkan oleh penyakit lain.
- Anemia berat (Hb < 5 gr% atau hematokrit <15%) pada keadaan hitung parasit>10.000/uL.
- Gagal ginjal akut (urin<400 ml/24 jam pada orang dewasa atau <1 ml/kgBB/jam pada anak setelah dilakukan rehidrasi; dengan kreatinin darah >3mg%)
- Edema paru atau Acute Respiratory Distress Syndrome.
- Hipoglikemia:gula darah < 40 mg%
- Gagal sirkulasi atau syok : tekanan sistolik < 70 mm Hg disertai dengan keringat dingin.
- Kejang berulang > 2 kali per 24 jam.
- Perdarahan spontan dari hidung, gusi , alat pencernaan.
- Tindakan umum, perbaiki keadaan umum pasien . Segera lakukan koreksi A(airway), B(breathing) dan C(cirkulation).
- Pengobatan simtomatik antipiretik dan antikonvulsan (kalau paisen kejang).
- Pemberian obat anti malaria. Pilihan utama pada kasus malaria dengan komplikasi adalah derivat artemisinin parenteral:
- Artemeter intramusculer
Artesunat intravena direkomendasikan untuk digunakan di Rumah Sakit atau Puskesmas perawatan, sedangkan artemeter intramusculer direkomendasikan untuk dilapangan atau puskesmas non perawatan.
Artesunat.
Artesunat parenteral tersedia dalam vial berisi 60 mg serbuk kering dan pelarut dalam ampul yg berisi 1 ml natrium bikarbonat 5%. Untuk membuat larutan artesunat dgn mencampur 60 mg serbuk kering artesunat dgn larutan 1 ml natrium bikarbonat 5%, kemudian ditambahkan larutan Dextrose 5% sebanyak 3-5 cc. Artesunat diberikan dgn loading dose secara bolus : 2,4 mg/kgBB secara intravena selama 2 menit, dan diulang setelah 12 jam dengan dosis yang sama. Selanjutnya artesunat diberikan 2,4 mg/kg BB iv per 24 jam sampai penderita mampu minum obat secara oral (sampai penderita tidak muntah lagi). Artesunat juga dapat diberikan secara intra musculer dgn dosis yang sama. Jika penderita sudah dapat makan obat (tidak ada muntah), maka obat dilanjutkan dengan regimen artesunat + amodiakuin + primakuin ( lihat dosis pengobatan lini pertama malaria falsiparum tanpa komplikasi)