Jumat, 03 Desember 2010

RABIES (PENYAKIT ANJING GILA)

Penyakit anjing gila atau dikenal dengan nama rabies merupakan suatu penyakit infeksi akut (bersifat zoonosis) pada susunan saraf pusat yg disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini dapat ditularkan ke manusia melalui gigitan binatang al: anjing,kucing,kera,kalelawar.
Kasus rabies di Indonesia pertama kali dilaporkan oleh Esser pada tahun 1884 pada seekor kerbau, kemudian oleh Pening tahun 1889 pada seekor anjing dan oleh Eileris de Zhaan pada tahun 1894 ditemukan pada manusia. Semua kaus ini terjadi di propinsi Jawa Barat dan setelah itu rabies terus menyebar ke daerah indonesia lainnya.

PATOGENESIS
 Setelah virus rabies masuk melalui luka gigitan, maka selama 2 minggu virus tetap tinggal pada tempat masuk dan didekatnya, kemudian bergerak mencapai ujung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukan perubahan-perubahan fungsinya. Masa inkubasi bervariasi anatar 2 minggu sampai 2 tahun, tetapi pada umumnya  3-8 minggu., tergantung jarak gigitan dengan otak. Sesampainya di otak virus kemudian memperbanyak diri dan menyebar luas dalam semua bagian neuron, terutama mempunyai prediksi khusus terhadap sel-sel limbik, hipothalamus dan batang otak.
Setelah memperbanyak diri dalam neuron-neuron sentral,virus berjalan ke arah perifer dalam serabut saraf eferent dan pada saraf volunter maupun saraf otonom. Dengan demikian virus ini menyerang hampir tiap organ dan jaringan di dalam tubuh, dan berkembang biak dalam jaringan-jaringan, seperti kelenjar ludah,ginjal dan sebagainya.

GEJALA KLINIS
  1. Stadium Prodormal. Gejala-gejala awal berupa demam.malaise,mual dan rasa nyeri di tenggorokan selama beberapa hari.
  2. Stadium Sensoris. . Penderita merasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka. Kemudian disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang berlebihan terhadap rangsangan sensorik.
  3. Stadium Eksitasi. 
  4. Stadium Paralisis . Sebahagian besar penderita rabies meninggal dalam stadium eksitasi.Kadang -kadang ditemukan juga kasus tanpa gejala-gejala eksitasi, melainkan paresis otot-otot yg bersifat progresif. Hal ini karena gangguan sumsum tulang belakang, yg memperlihatkan gejala paralisis otot-otot pernafasan.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM


    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

     
    Powered by Blogger